Paradigma Tengah: Moderat Dan Maju

Sumber: https://id.pngtree.com/
Oleh: Mazley Insafi
(Ketua Komisariat PK IMM MIPHA)

Tentang Paradigma Tengah

Baru-baru ini ramai di medsos tentang perdebatan apa hukumnya musik, setelah ada da’i yang tidak perlu disebutkan namanya mengkritik jawaban UAH atas peryataanya mengenai music halal. 

Sangat disayangkan bahwa perdebatan fiqhiyah ini sudah terjadi 14 abad yang lalu, dan umat muslim sekarang bukannya bersatu tapi masih saja berputar-putar disitu. Hal tersebut seakan-akan menegaskan posisi kita berdiri di bagian mana, yang mengingatkan si penulis tentang paradigma tengah. Paradigma “tengah” di sini mengacu pada posisi moderat di antara dua kutub spektrum sosiologis yang ekstrem.

Individu atau kelompok yang mengadopsi paradigma ini berusaha untuk menemukan keseimbangan antara kebijakan kiri dan kanan dengan fokus pada solusi. Dalam konteks ini, “kanan” mengacu pada pandangan atau kebijakan yang cenderung tradisionalis dan terkesan liberal. Sebaliknya, “kiri” mengacu pada pandangan atau kebijakan yang cenderung konservatis dan terkesan radikal.

Perlu dicatat, ini hanya tentang perspektif/paradigma tengah yang mana setiap individu/kelompok pasti juga memposisikan dirinya di tengah, Muhammadiyah dengan moderatnya pun seperti itu, di sebelah kanannya ada kelompok salafiyyah syafi’iyyah (Nahdlatul Ulama), sebaliknya di sebelah kirinya ada kelompok salafiyyah mu’ashirah (atau maaf lebih sering dijuluki “Wahabi”).

Tentang Kiri

Wahabi merupakan sebuah gerakan Islam kontemporer yang membawa semangat purifikasi agama. Gerakan ini terinspirasi dari pemikiran Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan dilanjutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi.

Dengan slogan kembali ke Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman para salaf, propaganda utama dakwah Salafi adalah menawarkan metode beragama yang sering mereka diistilahkan dengan nama manhaj salaf. Metode beragama ini mengajak umat Islam agar mengikuti para salaf ash-shalih (sahabat Nabi, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dalam memahami nash al-Qur’an dan as-Sunnah.

Mereka yang menerima ajaran Salafi ini berasumsi bahwa beragama harus langsung mengambil rujukan dari sumber aslinya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah ash-Shahihah sekaligus dipahami menurut pemahaman salaf ash-shalih. 

Kenapa harus mengikuti salaf ash-shalih bukan mengikuti Imam Madzhab atau putusan fatwa organisasi? Karena dalam doktrin Salafi mengikuti salaf ash-shalih lebih genuine dan lebih terjamin keabsahannya disebabkan lebih dekat dengan periode kenabian.

Tentang Kanan

Di sisi lain ada Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat tradisional dengan slogannya yaitu islam Nusantara, islam yang tidak menyatu dengan budaya arab tetapi islam yang menyatu dengan budaya Nusantara. Apakah itu bermasalah? secara teologi tidak, dalam teologi islam, berislam itu boleh walaupun dengan adat istiadatnya selama tidak melanggar syariat islam. 

Bisa dikatakan islam di Indonesia sangat identik dengan islam NU itu sendiri, yang juga punya pijakan historis yang kuat di Indonesia. NU didirikan pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur oleh KH Hasyim Asy’ari,  NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Dalam sejarahnya, NU berupaya mempertahankan identitas keagamaan yang inklusif dan toleran, yang merupakan ciri khas Islam Nusantara, sebagai tanggapan terhadap paham Wahabi di timur tengah yang dianggap lebih eksklusif dan literal.

Kehadiran Pertengahan Dan Titik Seteru

Di tengah ada Muhammadiyah, adalah gerakan Islam modernis yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. 

Dalam sejarahnya, dengan slogan islam berkemajuan, organisasi ini berawal dari keinginan untuk melakukan pemurnian dan pembaharuan dalam praktik Islam di Indonesia, yang pada waktu itu dianggap penuh dengan amalan mistik karena tercampur tahayul, bid’ah, khurafat (TBC). Dan stagnan karena pengaruh kolonialisme dan imperialisme penjajahan.

Dengan lambang matahari yang bermakna sebuah kebangkitan bangsa dari timur tempat matahari terbit (dalam hal ini bangsa Indonesia) sebagai perlawanan terhadap bangsa barat. Sekaligus dengan sinarnya yang mencerahkan umat dengan islam atau Muhammadiyah itu sendiri. Saat melihat isi MKCHM/ideologi Muhammadiyah  poin keempat pun kita melihat bahwa; Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: 

  • Aqidah
  • Akhlak
  • Ibadah
  • Muamalah Duniawiyah

Disini Muhammadiyah berusaha untuk melakukan purifikasi (pemurnian) pada aqidah, akhlak dan ibadah. Serta melakukan dinamisasi (pembaharuan) pada muamalah duniawiyah. Dan inilah yang kerap kali menjadi titik seteru di masyarakat kita yang majemuk. 

Gerakan pemurnian,  yang sering kali dicap mirip dengan wahabi oleh kelompok tradisionalis (berkaitan dengan tempat/budaya setempat). Serta gerakan dinamisasi, yang sering dijuluki ahlul bid’ah oleh kelompok konservatis (berkaitan dengan waktu/dalam hal ini masa salaf).

Titik Pertemuan

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang sudah sangat dewasa. Unggul dalam bidang manajemen modern. Terbukti dengan lahirnya berbagai amal usaha mulai dari sekolah, rumah sakit, panti asuhan hingga kampus yang tersebar ribuan jumlahnya di seluruh Indonesia. Semua itu ditempuh untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana tujuan utama didirikannya Muhammadiyah.

Bukan berarti Muhammadiyah dalam konteks ini tidak mau menerima pendapat yang berlainan. Tentu saja tidak. Muhammadiyah terbiasa dengan permasalahan ikhtilaf fiqhiyyah. Namun, akan berbeda ketika sikap berlainan tersebut disampaikan dengan bahasa provokatif, tidak ilmiah dan dibalut tuduhan ngawur. Sebenarnya ketiga kelompok tersebut itu baik, entah kita menyebutnya dengan manhaj salaf, aswaja maupun manhaj tarjih. Yang tidak baik adalah saat kita merasa eksklusif dan fanatik terhadap kelompoknya hingga menuduh selain kelompoknya adalah kafir.

Hal tersebut sangat fatal, mengingat ada hadist yang berbunyi Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seseorang menuduh kepada orang lain dengan tuduhan Fasik (pelaku dosa besar) maupun Kafir, kecuali tuduhannya akan kembali kepada dirinya jika yang dituduh tidak terbukti” (HR Bukhari).

jangan sampai kita merasa menjadi pemegang kebenaran tunggal dalam memahami nash agama. Kelompok Islam di luar kelompoknya dituduh memiliki cacat pemahaman. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dalam praktik dakwahnya seringkali muncul gesekan terhadap pihak lain karena merasa superior dan berhak memvonis siapa saja yang dianggap menyimpang. 

Berbeda dengan Muhammadiyah yang mengajak umat Islam untuk mengembangkan pemahaman agama yang luas dan mendalam, realistis terhadap masalah-masalah kekinian, menghargai rasionalitas dan nilai-nilai transendental, berorientasi ke masa depan, serta terbuka dan toleran terhadap perbedaan.

Kenapa kita semua tidak mengkaji pemikiran Syaikh Yusuf al-Qardhawi yang dikenal karena pandangannya yang moderat dalam islam.  Beliau lahir pada 9 September 1926 dan wafat pada 26 September 2022. Beliau merupakan ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional dan Presiden Dewan Fatwa Eropa hingga tahun 2018.

Seperti salah satu kitabnya yaitu ash-Shahwah al-Islamiyah bayna al-Ikhtilaf al-Masyru  wa at-Tafarruq al-Madzmum (Kebangkitan Islam di antara perbedaan yang disyariatkan dan perpecahan yang tercela). Kitab tersebut akan membuka wawasan seputar aneka perbedaan pendapat di dalam Islam dan bagaimana seorang muslim harus menyikapinya. Tidak hanya perbedaan dalam permasalahan fikih saja, namun sampai ke permasalahan aqidah.  

Inilah pentingnya ngopi, sebagai seorang pemuda yang ber-IMM. Layaknya ungkapan jawa yang berbunyi “piknikmu  kurang adoh” (pengalaman/pengetahuan yang kurang luas), dan “kopimu kurang kentel” (argumen yang tidak berbobot). Beragama harus luas dan luwes, ngopi disini maksudnya meluaskan wawasan kita, supaya menjadi manusia yang toleran (luwes). Akhirnya, kita tahu bahwa manusia itu sangat kompleks. Sejatinya perbedaan merupakan kepastian/sunnatullah yang merupakan rahmat dari Allah untuk kemudahan manusia itu sendiri.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url