Evolusi Kucing Modern: Termanjakan Oleh Rasa Gurih Dari “Whiskas”

Gambar dibuat oleh AI
Oleh: Muhammad Sayyid Mushaddaq (Sekretaris bidang kader Koorkom IMM UNESA)

Evolusi kucing modern, dulu engkau gahar yang sekarang menjadi kucing rumahan. Apakah karena sudah mengenal rasa Whiskas pemberian tikus yang begitu gurih di lidahmu? Ya, tentu saja, mengapa harus repot berburu kalau makanan enak sudah tersedia dengan mudah?

Dulu, sang majikan memelihara kucing dengan harapan mereka akan menjaga rumah dari serangan tikus. Setiap kali tikus mencoba masuk, kucing-kucing itu siap menerkam. Kini, kucing-kucing lebih tertarik berjemur di sofa sambil mengecek jumlah like di Instagram. Wah, mungkin kita harus mengirim pesan pribadi untuk meminta bantuan mereka, ya?

Kucing-kucing ini juga sangat pandai menghindari konflik. Ada tikus besar mencuri makanan di dapur? Tidak masalah, kucing akan berpura-pura tidur nyenyak. Mereka mungkin sedang mempersiapkan diri untuk menjadi kritikus film laga, bukan? Lagi pula, menonton aksi lebih menyenangkan daripada harus terlibat langsung.

Kucing modern ini juga mengerti betul tentang eksklusivitas. Perlindungan hanya untuk mereka yang punya keanggotaan VIP. Jadi, jika kamu berharap kucing akan menangkap tikus yang mencuri makananmu, pastikan kamu sudah mendaftar sebagai anggota VIP mereka. Begitu inovatif, seolah kita sedang berbicara tentang layanan premium. 

Patroli kucing juga telah berubah. Setiap kali dia berpatroli, kita tahu bahwa dia hanya memarkan keindahan bulunya saja kepada sekeliling perumahan. Patroli ini lebih mirip kesempatan untuk mencari kucing betina di pekarangan sebelah daripada menjaga keamanan pekarangan majikannya. Eksotis berbasis kepercayaan yang sangat maju, bukan?

Tak ketinggalan, kucing-kucing ini sangat piawai dalam menanggulangi keluhan majikan. Dengan penuh semangat, mereka berpose seolah sedang mengayomi majikannya. Tetapi anehnya, pengayoman ini sering berubah menjadi upaya untuk menjaga kenyamanan tikus-tikus rumah. Keluhan para majikan berubah menjadi kekacauan, siapa yang menyangka?

Kita kini semakin pintar dalam memahami pola kerja kucing. Ketika ada kasus besar, kita sering mendengar bahwa penyelidikan sedang berlangsung. Namun, hasilnya? Entah kapan muncul. Seolah-olah ini proyek penelitian ilmiah yang butuh bertahun- tahun. Jika ada tekanan besar, barulah hasilnya keluar, itupun penuh dengan kejanggalan.

Ah, mungkin itu hanyalah bualan pikiran kita saja, tentu masih ada kucing yang masih berpegang teguh pada prinsip sebagai kucing sebenarnya. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang di balik layar, seringkali tanpa penghargaan yang layak. Tapi sayangnya, jumlah mereka terlalu sedikit untuk mengubah persepsi kita semua bahwa mereka adalah si pemalas berbulu eksotis, yang datang ketika mendengar “Whiskas” dituangkan pada wadah makan mereka. Seperti setetes air di lautan, perjuangan mereka tenggelam di antara gelombang ketidakadilan dan korupsi.

Namun, kita masih berharap ada perubahan. Kita ingin kucing-kucing ini kembali mengayomi, bukan sekadar menjadi penonton dalam drama kehidupan. Perubahan ini membutuhkan komitmen dari semua pihak, baik dari kucing itu sendiri maupun dari kita. Karena pada akhirnya, keamanan dan ketertiban adalah tanggungjawab bersama.

Mungkin, sudah saatnya kita berhenti memberikan Whiskas kepada kucing-kucing rumahan ini. Biarkan mereka kembali merasakan realitas kehidupan. Biarkan mereka menjadi pelindung yang gagah berani, bukan sekadar hiasan seremonial di acara-acara penting. Kita tidak butuh penonton, kita butuh pelindung yang siap siaga setiap saat.

Kita bisa memulai dengan meminta transparansi dalam setiap tindakan mereka, mendukung reformasi yang sesungguhnya, dan tentu saja, tidak memberikan ruang bagi korupsi dan nepotisme. Masyarakat bisa menjadi agen perubahan dengan terus mengawasi dan mengkritisi kinerja mereka. Dengan cara ini, kita bisa berharap bahwa evolusi kucing rumahan ini akan kembali menjadi kucing liar yang gagah berani, siap melindungi dan mengayomi masyarakat dengan sepenuh hati.

Jadi, mari kita refleksikan kembali peran mereka di masyarakat. Apakah mereka akan terus menjadi kucing rumahan yang nyaman dengan Whiskas pemberian tikus, atau akan kembali menjadi pelindung yang gagah berani? Jawabannya ada pada kita semua. Semoga di masa depan, kita tidak lagi perlu menggunakan nada sarkas untuk menggambarkan realitas ini, melainkan bisa berbicara dengan penuh penghargaan terhadap mereka yang seharusnya menjadi pelindung kita semua.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url