Pentingnya Pendidikan Moral Di Tengah Krisis Moral Generasi Muda

Anak Muda Amoral
Gambar Dibuat Oleh AI
Oleh: Syahrani Nazilatur Rahmah
(Sekretaris Umum IMM Ganesha)

Di era digital saat ini, beragam informasi dengan mudah tersebar melalui berbagai media, terutama media sosial. Tidak jarang media sosial disalah gunakan dengan menyebarkan informasi maupun tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh para penggunanya. Salah satu contoh kasus yang sempat viral beberapa saat lalu yaitu kejadian yang melibatkan sekelompok anak SMP yang menjadikan korban Palestina sebagai bahan bercandaan.

Perilaku mengolok penderitaan orang lain, seperti yang terjadi dalam kasus tersebut bukanlah sekadar masalah kenakalan remaja, ini merupakan cerminan dari krisis moral yang ada. Ketika anak-anak tidak diajarkan mengenai pendidikan moral, seperti empati, simpati dan rasa tanggung jawab sosial, mereka cenderung menjadi tidak peka terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar mereka. 

Pendidikan moral mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dengan menanamkan empati, rasa hormat, dan tanggung jawab sosial. Ketika anak-anak muda melihat penderitaan orang lain sebagai bahan olokan, ini menandakan bahwa ada sesuatu yang hilang dalam pendidikan mereka, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah.

Menelaah Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, cita-cita dan tujuan penyelenggaraan pendidikan dengan muatan karakter sangatlah baik. UU Sisdiknas memuat konsep pendidikan karakter yang bertujuan menciptakan individu dengan nilai-nilai karakter atau akhlak mulia. Secara teoritis, rumusan cita-cita dan tujuan tersebut sangatlah baik, namun realitasnya implementasi cita-cita dan tujuan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 masih menghadapi berbagai kendala. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku amoral yang dilakukan generasi muda saat ini.

Mengintegrasikan pendidikan moral ke dalam kurikulum sekolah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Menurut sebuah studi oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang pada tahun 2020, pendidikan moral yang diberikan secara konsisten dapat meningkatkan empati dan rasa tanggung jawab sosial di kalangan siswa. Studi ini menunjukkan bahwa siswa yang menerima pendidikan moral cenderung lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan lebih berperilaku positif dalam masyarakat.

Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada setiap individu. Orang tua harus menjadi teladan yang baik untuk membentuk karakter positif pada anak. Lingkungan sekitar juga turut memengaruhi bagaimana seseorang memahami dan menerapkan nilai-nilai seperti empati, toleransi, dan rasa hormat terhadap orang lain. 

Di era digital ini, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, pendidikan moral juga dapat mencakup pengajaran tentang penggunaan media sosial yang bijak dan bertanggung jawab. Pendidikan moral menjadi landasan dalam membentuk karakter generasi muda. Kasus anak-anak SMP yang mengolok penderitaan warga Palestina menjadi pengingat bahwa moralitas generasi muda saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dengan pendidikan moral yang baik, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga unggul dalam karakter. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url