Politik Adalah Eksistensi Dari Perjuangan Aktivisme
Gambar Dibuat Oleh AI |
Oleh: Mazley Insafi (Ketua Umum PK IMM Mipha)
Politik adalah eksistensi dari perjuangan kita sebagai aktivisme, karena tidak ada cara lain yang lebih efektif untuk mempengaruhi kehidupan orang banyak kecuali dengan politik. Akan tetapi khalayak publik sering menganggap “politik” itu kotor, sehingga enggan untuk masuk didalamnya. Jadi, apakah politik itu memang sekotor itu?
Politik itu Baik
Tidak bisa dipungkiri bahwa politik adalah “perang” untuk memperoleh kekuasaan. Meminjam Mao Zedong (1893-1976). Mao bilang, “Politik adalah perang tanpa pertumpahan darah, sedangkan perang adalah politik dengan pertumpahan darah". Zaman dahulu kekuasaan didapatkan melalui pedang dan tombak, bangsa-bangsa saling mengalahkan dengan persenjataan. Dalam legion-legion perang, suatu bangsa membuat suatu persenjataan lalu ia melatih dan melakukan serangan. Dan dari serangan itulah ia menjadi berkuasa atas bangsa lain.
Sekarang tradisi itu kita hilangkan, sekarang orang mengalahkan orang lain melalui gagasan yang kekuasaannya ia dapatkan melalui mandat dari rakyat. Sekarang demokrasi kita menjadi lebih beradab, inilah yang kemudian membuat kita mengorganisir perebutan kekuasaan secara damai tanpa pertumpahan darah. Yakni melalui percakapan di ruang publik untuk menyampaikan gagasan kepada rakyat, kemudian rakyat masuk ke kotak suara untuk mengalihkan kekuasaan kepada yang ia maksud. Sistem itulah yang kita sebut sebagai pemilu.
Politik adalah eksistensi dari idealisme dan aktivisme. Jadi, saat seseorang itu tidak berani terjun ke dalam jurang politik dengan alasan takut kotor berarti ia belum sempurna sebagai aktivis. Validitas kita sebagai aktivis dapat dilihat saat kita terjun ke dalam politik, dengan catatan harus mempertahankan idealismenya.