Mewujudkan Pemberdayaan Perempuan Melalui Representasi Positif di Media
Gambar Dibuat Oleh AI |
Penulis: Fitri Dwi A. (Kader PK IMM Heksos)
Peran dan representasi perempuan dalam masyarakat selalu menjadi pilihan topik yang menarik untuk didiskusikan, terutama ketika dikaitkan dengan penggambaran perempuan dalam media massa. Media, baik cetak maupun elektronik telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membentuk persepsi dan ekspektasi masyarakat tentang berbagai isu, termasuk isu gender. Kehadiran perempuan hampir tak terelakkan dalam berbagai bentuk konten media. Mulai dari iklan produk hingga program berita, dari sinetron hingga acara realitas, sosok perempuan seolah menjadi sebuah elemen yang tak terpisahkan dari formula kesuksesan sebuah tayangan. Salah satu aspek krusial dari pengaruh media adalah tentang bagaimana sosok perempuan direpresentasikan di berbagai platform. Representasi positif perempuan di media memiliki dampak yang besar dalam mempromosikan pemberdayaan, mengubah persepsi sosial, dan mendorong kesetaraan gender.
Seperti yang kerap kita lihat, perempuan seringkali ditampilkan dalam peran-peran stereotipikal yang membatasi ruang geraknya dalam kehidupan nyata. Misalnya, perempuan sering dianggap hanya sebagai objek fisik atau ditempatkan dalam peran domestik yang mengesampingkan potensi mereka sebagai individu yang cakap, berdaya, dan dapat berperan aktif dalam masyarakat. Gambaran tersebut tidak hanya mengabaikan kenyataan namun juga memperkuat sebuah pandangan bias terhadap peran dan kapasitas perempuan. Namun, pada beberapa waktu terakhir telah terjadi perubahan yang signifikan dalam cara media merepresentasikan perempuan. Semakin banyak perempuan yang tampil sebagai pemimpin, inovator, dan tokoh-tokoh penting yang turut andil dalam berbagai sektor kehidupan. Representasi ini memberikan contoh positif bagi generasi muda perempuan agar dapat terinspirasi untuk mengejar ambisi dan mimpinya tanpa dibatasi oleh stereotip gender.
Pada masa kini, semakin banyak perempuan yang digambarkan sebagai individu yang mandiri, cerdas, dan memiliki kendali atas hidupnya sendiri. Film-film seperti Wonder Woman atau Captain Marvel menggambarkan perempuan sebagai tokoh utama yang kuat dan pemberani, yang melawan ketidakadilan dan membela kebenaran. Karakter-karakter seperti ini memberikan contoh bagi para perempuan bahwa mereka juga bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan. Selain perfilman, media sosial juga menjadi salah satu platform yang memainkan peran penting dalam pemberdayaan perempuan. Pada platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram, banyak perempuan yang berhasil menggunakan suara mereka untuk mengadvokasi hak-hak perempuan dan berbagi kisah inspiratif tentang perjuangan mereka. Seperti Najwa Shihab, seorang jurnalis Indonesia yang kerap mengangkat isu-isu sosial melalui program Mata Najwa telah membuktikan bagaimana media dapat menjadi alat untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan. Ia menggunakan platformnya untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan keadilan, kesetaraan, dan hak-hak perempuan.
Pemberdayaan perempuan melalui representasi positif di media merupakan proses yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Media harus terus mendorong perubahan narasi, menghapuskan stereotip yang merugikan, dan menciptakan ruang di mana perempuan dapat melihat diri mereka sebagai individu yang berharga dan berdaya. Dengan cara itu, media dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam mempromosikan kesetaraan gender dan meningkatkan peran perempuan. Perubahan dalam representasi perempuan di media bukan hanya tentang keadilan atau kesetaraan semata. Hal tersebut merupakan langkah penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih maju, di mana potensi setiap individu dapat dihargai dan direalisasikan sepenuhnya terlepas dari gender mereka. Dengan demikian, media dapat menjadi kekuatan positif yang mendorong, bukan menghambat kemajuan sosial dan pemberdayaan perempuan.